Ahlan wa sahlan...

Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

Kamis, 24 Februari 2011

Selamat Hari Lahir Untuk Himapuraku Tercinta....

Selamat Milad yang ke tiga Himapura-ku….


Untuk ukuran anak kecil mungkin kau masih sangat lucu-lucunya. Menggemaskan. Ya, tak terasa usiamu menginjak tiga tahun. Masih muda memang. Namun kau mampu buktikan bahwa kau bersama kami mampu menatap dunia yang tak ramah pada kita. Tertawa, menangis, tersenyum bersama.


Bersama membentuk dirimu. Mengembangkan ide-ide kami yang tak tersalurkan. (???) Bersatu karena merasa senasib. Senasib karena teman-teman dari Martapura yang tidak terorganisir. Hingga sebelum terbentuk aku hanya tahu bahwa anak martapura itu hanya Neli, Nurul, dan Kenan. Walaupun akhirnya terlambat bergabung karena keterbatasan kesehatan (bahasa lain dari sering sakit, hihihi...). :)


Setelah perburuan panjang karena mencari dan menghubungi anak-anak yang diduga dari martapura. (hihihi..) Serta perjuangan panjang mencoba ‘menelurkan’ Himapura. :). Dan tibalah hari itu hari menetasnya Himapura. Di aula Pansos Dharmapala tepatnya tanggal 24 Februari 2008 kau lahir (Alhamdulillah..). Lahir dari sebuah keterbatasan. Keterbatasan SDM. Keterbatasan dana. Dan segala keterbatasan lainnya. (halah…)


Terima kasih untuk Rudiansyah yang telah menyumbang banyak untuk ‘Himapura’. Kenapa pada kata Himapura diberi tanpa petik? Karena dari Rudi itulah nama itu terucap. Setelah nama Imara tak mendapat respon yang baik (hiks, padahal saya suka sekali dengan nama itu. T_T). Tapi kami beberapa tahun ini—lebih tepatnya saat kepengurusan kami—kami memaksamu berlari. ‘Memaksamu’ untuk mencoba membuktikan eksistensimu pada dunia. Pada Martapura tepatnya.


Akhirnya tiba masa itu, masa dimana harus ada regenerasi. Sudah sunnatullah. Akhirnya di Villa Terapung RU semuanya berakhir. Kami menyerahkan tampuk pimpinan setelah setahun dipegang Herman Susanti (upssss, Susanto… Maaf Herman… Peace… :)) kepada Wahyu Budianto. Sekarang, seperti yang kalian tahu pimpinan dipegang Azhari Husni. Untung gak Azhari Husno, karena nama dua pimpinan lainnya berakhiran O. Sebentar lagi pun akan segera berakhir masa baktinya.


Saya tidak akan menceritakan apa lagi mengomentari bagaimana Himapura sekarang. Tapi izinkan saya mengenang saat itu. Saat-saat Himapura belum satu tahun. Azhari, Iyon, Riko, Deni, Dani, Slamat, Rizki, Puput, Mayang, Rudi dan kawan-kawan adalah saksi hidup (cieee..) bagaimana ‘kerasnya’ rapat Himapura di awal-awal terbentuk. Rapat yang jarang sekali jika diadakan akan terjadi pembicaraan yang baik-baik. Sibuk serang sana-sini karena mencoba mempertahankan pendapat. Herman yang menurut kami--saya, Nurul dan Neli—kadang-kadang ngasih ide yang nyebelin (maaf lagi ya, Man…:) ) lagi-lagi sebagai pihak kalah yang kami serang bertiga. Kadang kala kalo lagi akur nyerangnya berempat bareng Kenan. Nggak adil emang. Hahahaha…


Tapi jujur saat mengenang kejadian itu, ‘ngeroyok’ Herman di rumahnya sendiri—karena awalnya Sekret Himapura ada di Sarjana Blok C no. 37 (kalo gak salah… hihihi—suka ketawa sendiri. Kayaknya kami bertiga puas banget deh kalo sudah membuat Herman pias, karena idenya ditolak mentah-mentah. Kayaknya lagi Herman gak beruntung karena milih kadep-kadep seperti kami. Kadep-kadep yang selalu mencoba menang sendiri. (hihihi..) Dengan pengetahuan Herman yang minim soal organisasi bila dibandingkan dengan sepak terjang para kadepnya, makanya Herman kadang jadi bulan-bulanan kami. Untuk itu please forgive me, Man. Maaf nian. Hehehe.


Oh, iya mari membuka sejarah, diawal kepengurusan Himapura, yang jadi pucuk pimpinan adalah Herman Susanto.

Sekretaris umum: Neli Liana.

Bendahara: Putri Oktaria.

Kadep PSDM: Nurul Aisyiah.

Kadep kerohanian: Rahmi Dwi Hastuty (cuit.. cuit…).

Kadep Humas dan advokasi adalah Kenan Evran Mahdani.

Kadep pemuda, olahraga, dan kebudayaan: statusnya ‘BURONAN’. Nggak jelas kabar beritanya, nggak pernah nongol rapat, deesbe. Makanya dia jadi buronan. (hihihi).

Danus: Rudiansyah. Setelah reshuffle diganti jadi M. Wahyu. Huuu, emang pemerintah aja yang bisa reshuffle

Kestari: Wahyu Winarsih.


PS. Maafkan kalau ada yang terlupa dari semua fungsional Himapura di masa Herman....


Saya masih sangat terkenang saat kami bergerilya mencari peserta untuk try out SMA/SMK yang diadakan Himapura. Saat itu di SMA 1 Buay Madang, Herman dan Kenan sibuk bertengkar sendiri meributkan siapa yang akan mengawas di SMA Buay Madang. Herman dengan segala argumentasinya begitu juga dengan Kenan. Rusuh deh pokoknya. Saat itu saya mendengar Slamat berkata pada saya, “Mbak kalau kami cak kak Herman samo Kak Kenan tadi, mungkin dak akan pernah lagi muncul di Himapura.” Saat itu saya hanya tersenyum. Saya tak tahu harus menjawab apa.


Mengenang rapat himapura yang keras. Penuh dengan marah-marahan. Nada-nada tinggi yang selalu keluar. Apalagi kami sering silang pendapat. Saya, Neli, Nurul, Herman dan Kenan tidak bisa dihitung seberapa sering keras kepalanya mempertahankan pendapat masing-masing. Jika sudah saling marah-marah, Azhari dkk kadang hanya diem. Takut mungkin. (hihihi). Hayo… Iyon, Ari, Riko, Deni, Dani, ngaku…!


Tapi di luar itu, setelah rapat kami sering ngumpul di depan rumah Herman, ngobrol biasa lagi. Ketawa lagi. Bercanda lagi. Tak ada dendam. Saat itu yang dipikiran kami—hasil share dengan Nurul, dan Neli—itu semua dilakukan demi Himapura, walaupun cara menyampaikannya agak menakutkan. Hahaha…


Saat rapat ya serius rapat, mau marah-marah kek, mau melotot-melotot kek, mau saling ejek atau apalah itu never mind. Tapi setelah rapat ditutup rasa dongkol, marah, sebel, merajuk, apa pun itu rasa yang gak mengenakkan selama rapat menguap begitu saja. Tak perlu berpikir sedemikian keras, karena saat tujuan sudah sama, maka tak aka nada hal yang cukup untuk membuatnya terpecah. Percayalah…


Karena sedikitnya anggota himapura diawal terbentuk hanya ada segelintir orang. Kak Dian, Kak Rio, Yuk Mega (tiga nama itu, hilang tak tahu dimana rimbanya. Kadang-kadang aja nongol itu pun dah kayak manggil Om Je, datang tak dijemput pulang tak diantar. PS. Maafkan kalau ada yang terlupa dari semua fungsional Himapura di masa Herman....). Maaf kan saya kakak-kakak…. Herman, Kenan, Neli Nurul, Saya, Anja, Wahyu Winarsih, Puput, Wahyu Budianto, M. Wahyu, Mayang, Intan, siapa lagi ya??? Kemudian masuk Jumi, Ari, Iyon, Riko, Deni, Dani, Pandu, Rizki, Aan, dekaka. Rudiansyah yang akhirnya harus vakum beberapa lama karena karena musibah kecelakaan itu. Welcome back to Himapura, Rudi….


Saat itu kami sering ngadain pertemuan-pertemuan gak penting, sekedar kumpul, makan seadanya eh ternyata dari sana ide-ide besar itu muncul. Selain itu kedekatan secara emosional antar personil himapura juga makin terasa. Benar-benar seperti sebuah keluarga. Wa bil khusus untuk Ari n Iyon yang bulan depan milad juga. Pengen makan-makan seperti dulu, Ri, Yon. Tapi kalian yang traktir kan milad. Hahaha... ngarep.com.


Hari ini saya mengenangnya. Mengenang saat-saat bersejarah itu. Saat terbentuknya himapura yang bahkan tak sempat terselamatkan foto-foto kenangan itu. (hiks.. hiks..).


Ah, kenapa jadi seserius ini? :)


And, the last… Jadi teringat dengan Herman Lagi. Saat mengatakan, “Pesan terakhir dari kakak…” hihihi. Tapi tenang, saya tak akan mengatakan pesan terakhir dari mbak kok. :D.


Untuk adik-adikku yang masih memegang jabatan di Himapura dan yang akan meneruskan tampuk kepemimpinan selanjutnya. Jangan pusing dengan ulah para personil Himapura lainnya. Karena untuk menyentuh hati maka diperlukan hati pula. Kedekatan emosional itu penting, untuk membuat mereka yang baru kenal Himapura agar mampu mencintai Himapura pula.


Jangan lelah untuk berusaha memajukan Himapura. Percayalah jika mau terus berjalan maka akan kau temukan jalan terang itu. Semangat!!!


Terspesial untuk Wahyu Budiano, maafkan karena dengan emosional tanpa mempertimbangkan bagaimana perasaanmu memilih akan mengundurkan diri di percaturan Himapura. Yang ternyata keputusan gak mutu saya malah membuatmu sedikit down karena merasa tak disokong. Maaf… benar-benar maaf… Yang walaupun akhirnya gak jadi juga. Hahaha…


Spesial juga untuk azhari Husni, jangan menyerah, dek. Percayalah akan ada banyak tangan yang akan mengulurkan bantuan saat engkau terjatuh. Akan ada yang meluruskan saat engkau mulai melenceng. Mengutip dari Aris Ahmad Jay, “Bangkit dan jadilah bukti! Optimislah agar engkau jadi magnet kebaikan”. Motivasi itu juga untuk semua personil Himapura.


Untuk adek-adek angkatan 2009 saatnya kalian berjaya tahun ini. Buktikan bahwa kalian mampu berbuat lebih baik dari kami!


Sekali lagi, SELAMAT HARI LAHIR YANG KETIGA UNTUK HIMAPURA….